Selasa, 02 Juni 2009

Cara beternak :Lindungi bumi dari pemanasan global dengan menerapkan sistem peternakan yang ramah lingkungan

Apakah yang akan terjadi? seandainya anda mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 200 km/jam kemudian terjatuh, pasti akan sangat fatal dan bisa-bisa nyawa anda melayang. Akan tetapi sering kita melihat para pembalap Moto GP terjatuh pada saat dalam kecepatan penuh, dan apa yang terjadi? Yah walaupun motor mereka hancur tetapi para pembalap itu tetap masih bisa berdiri lagi. Mengapa bisa seperti itu? Sudah jelas itu karena para pembalap dilengkapi dengan system perlindungan yang terbaik. Kesimpulannya walaupun kecelakaan merupakan penyebab kematian terbesar di jalanan, kita dapat menggunakan pelindung yang terbaik untuk meminimalisir tingkat kematian.


”Jadi walaupun peternakan( ruminansia) merupakan penyebab pemanasan global tentunya ada cara untuk meminimalisirnyakan”?


Melindungi peternakan dengan etika Lingkungan dan kearifan lingkungan

Etika merupakan petunjuk bagaimana manusia harus menempuh kehidupan, berprilaku dan bertanggung jawab. Oleh karena itu untuk kelestarian lingkungan perlu didasarkan pada penghayatan dan pengamalan etika lingkungan, atau dengan kata lain kelestarian lingkunagan harus didasarkan pada suatu tata nilai yaitu tata nilai lingkungan dan filsafat hidup secara damai dengan ligkungan.dalam hal ini peraturan apapun sesungguhnya tidak menentukan, yang penting setiap individu mempunyai kesadaran dan turut melibatkan diri dalam usaha pelestarian tersebut.
Kearifan lingkungan merupakan penalaran masyarakat yang ada sejak dulu dan merupakan warisan leluhur, dan setiap daerah memiliki aturan tersendiri sesuai dengan lokasi dan kebudayaan serta sedikit berbau mistis. Contoh dari kearifan lingkungan adalah dikeramatkannya suatu hutan dan akan menimbulkan pageblug (bencana) apabila ada yang menebangnya, mungkin hal tersebut tidaklah logis tapi hal ini akan sangat efektif karena tidak akan ada manusia yang berani menebang pohon dihutan tersebut. Jadi sifat tahayulnya memang harus kita hilangkan tetapi kearifannya harus kita pelihara. Contoh lain dari kearifan lingkungan adalah proses pendaur ulangan.
Jadi sebagai seorang peternak tentunya kita tidak asal untung dan dapat makan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa ada aturan-aturan dan etika yang harus kita patuhi. Kita harus memperhatikan lingkungan disekitar kita mulai dari bagaimana mengatasi limbah. Sehingga limbah tersebut dapat diolah menjadi produk-produk yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif sehingga kita dapat memanfaatkannya. Limbah padat (feses) dapat diproses menjadi pupuk organik (Fine Compost) yang dimanfaatkan untuk tanaman di persawahan ataupun di lahan kering sehingga dengan tumbuhnya tanaman maka akan mengurangi kelebihan gas CO2 di alam, dan tentunya kotoran ternak juga dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif (Biogas).

Melindungi peternakan dengan menstop perilaku manusia yang berlebihan

Tidak akan puas itulah sifat umum dari manusia, bahkan saat sudah matipun tidak puas jika tidak masuk surga.
Saat ini peternakan menggunakan 30 persen dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak. Menurut laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan - Isu dan Pilihan Lingkungan (Livestock’s Long Shadow-Environmental Issues and Options), peternakan adalah “penggerak utama dari penebangan hutan …. kira-kira 70 persen dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 persen dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi.Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85 persen dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu.
Nampak sangat jelas terlihat di atas bahwa perilaku manusia mulai beralih menjadi manusia yang sangat rakus dan memikirkan keuntungan semata, banyak hutan dirusak tanpa memikirkan keseimbangan alam.

Dibutuhkan penyelesain bukan itung-itungan

PBB mencatat bahwa industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca18 %. Sedangkan seluruh transportasi di dunia (13%). PBB juga menambahkan bahwa emisi yang dihitung hanya berdasarkan emisi CO2 saja, padahal peternakan juga melepaskan 9 % karbondioksida dan 37 % gas metana (23 kali lebih berbahaya dari CO2). Selain itu, kotoran ternak menyumbang 65 % nitrooksida (296 kali lebih berbahaya dari CO2), serta 64 % amonia penyebab hujan asam.
Akan tetapi perlu dianalisis penyebab rumah kaca dari industri peternakan yang jauh lebih banyak dibandingkan gas seluruh transportasi di dunia bila digabungkan, perlu dipertanyakan darimana sempel-sempel tersebut diambil.Bahkan laporan tentang sumber gas rumahkaca pun kurang adil karena tidak memuat beberapa penyumbang terbesar seperti industri manufaktur dan pabrik-pabrik lain nya yang menggunakan bahan bakar fosil. Produksi gas metan oleh ternak pun tidak seberapa jika dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh proses pembusukan biomassa di rawa-rawa atau dari sampah yang menumpuk. Bahkan gas metan dari kotoran ternak bisa dimanfaatkan menjadi biogas.


Ayo kita masih membutuhkan daging, susu dan telur!!!!!!!!!!!!

0 komentar:

Based on original Visionary template by Justin Tadlock
Visionary Reloaded theme by Blogger Templates

Visionary WordPress Theme by Justin Tadlock Powered by Blogger, state-of-the-art semantic personal publishing platform